Teater Bunga Penutup Abad 2025: Suguhan Segar yang Menggetarkan Emosi
Teater Bunga Penutup Abad kembali tampil lebih segar dan kaya nuansa dalam pementasan terbaru di Ciputra Artpreneur, Jakarta, pada 29–31 Agustus 2025 . Kali ini, tampil dengan tambahannya inovasi artistik, produksi kolaboratif, dan tantangan emosional yang lebih mendalam.
1. Penyegaran Dramatis: Set, Musik, dan Adegan baru

Happy Salma selaku produser dan pengisi peran Nyai Ontosoroh menjanjikan pembaruan signifikan. Beberapa adegan dipersingkat, set panggung serta tata artistik diperbarui, bahkan musik latar diganti demi menghadirkan atmosfer baru yang tetap menghormati karya asli.
2. Intensitas Emosi and Stamina di Atas Panggung
Pementasan ini menuntut stamina dan pengendalian emosi yang luar biasa. Dalam satu malam, para aktor harus mampu melompat secara emosional dalam hitungan menit—dari sedih ke gembira, atau sebaliknya. Proses ini benar-benar menguji pengalaman akting mereka.
3. Kolaborasi Seni dan Stakeholder
Sebagai produksi Titimangsa, teater ini melibatkan kerja kolaboratif antara seniman, sponsor, serta Dinas Kebudayaan DKI Jakarta. Happy Salma menyatakan bahwa menyatukan berbagai pihak dalam visi bersama adalah salah satu tantangan terbesar dari sisi produksi.
4. Cast Pemeran Ternama dan Kaya Relevansi
Pentas ini menghadirkan barisan cast yang kuat: Happy Salma sebagai Nyai Ontosoroh, Reza Rahadian sebagai Minke, Chelsea Islan sebagai Annelies, Andrew Trigg sebagai Jean Marais, dan Sajani Arifin sebagai May Marais. Kehadiran mereka membawa kekayaan emosi dan magnet panggung yang luar biasa.
5. Adaptasi Sastra Berkelas yang Tetap Relevan
Diadaptasi dari novel-novel monumental karya Pramoedya Ananta Toer—Bumi Manusia dan Anak Semua Bangsa—teater ini mengangkat narasi kolonialisme dan identitas nasional yang sarat makna. Penggunaan bahasa Indonesia baku dan puitis semakin menegaskan kekuatan teks dan relevansi sosialnya
Refleksi Pentas: Relevansi dan Kesadaran Kebangsaan
Teater Teater Bunga Penutup Abad membuktikan bahwa sastra Indonesia—berkat adaptasi kreatif—masih relevan, menyentuh, dan membangkitkan kesadaran kebangsaan. Happy Salma mengatakan bahwa melalui pertunjukan ini, penonton dapat menemukan kekuatan dalam kebersamaan dan bahasa yang indah untuk menyampaikan hakikat kemanusiaan
Dengan segala penyegaran dan tantangan yang dihadapi, Teater Bunga Penutup Abad tetap menjadi karya pertunjukan yang memukau sekaligus mengajak refleksi mendalam. Paduan antara emosi, energi panggung, serta semangat kolaboratif menjadikannya momen penting bagi teater berbasis sastra di Indonesia.