NGSRI Rudal Hanud Siap Uji – Teknologi Penerus Stinger Menguat
NGSRI Rudal Hanud kini menjadi kata kunci penting dalam perkembangan sistem pertahanan udara Amerika Serikat. Nama resmi sistem ini adalah Next-Generation Short-Range Interceptor (NGSRI). Militer AS memandang NGSRI Rudal Hanud sebagai calon utama pengganti rudal MANPADS FIM-92 Stinger yang telah lama digunakan.

Dalam berita terbaru (Juni 2025), Raytheon dan Northrop Grumman berhasil melakukan serangkaian uji mesin roket padat berteknologi Highly Loaded Grain (HLG) yang menunjukkan hasil positif terhadap potensi performa NGSRI Rudal Hanud.
Berikut ulasan mendalam tentang NGSRI Rudal Hanud—dari latar belakang, teknologi, hingga jadwal pengujian dan produksi.
Latar Belakang Mengapa NGSRI Rudal Hanud Dibutuhkan
Stinger sebagai sistem rudal portabel telah menghadapi berbagai keterbatasan seiring berkembangnya ancaman udara modern—termasuk drone cepat, rudal jelajah, dan pesawat kecil.
Sejak konflik Rusia-Ukraina meletus pada 2022, AS telah menyalurkan ribuan unit Stinger ke Ukraina, membuat persediaan mereka menipis.
Karena itu, Angkatan Darat AS meluncurkan program pengganti dengan tuntutan tinggi: jangkauan lebih jauh, kecepatan lebih tinggi, daya hancur lebih besar, dan tetap kompatibel dengan peluncur bahu, tripod, dan kendaraan—itulah esensi NGSRI Rudal Hanud.
5 Fakta Terbaru Mengenai NGSRI Rudal Hanud
1. Uji Mesin Roket HLG Sukses Dilakukan
Pada 5 Juni 2025, Raytheon dan Northrop Grumman mengumumkan bahwa mereka telah melakukan empat pengujian mesin roket HLG yang siap terbang.
Tiga di antaranya berupa penembakan statis dalam lingkungan berbeda, dan satu berupa demonstrasi penerbangan balistik.
Teknologi HLG dirancang untuk menghasilkan pembakaran lebih lama dan energi lebih besar dibandingkan motor padat konvensional, sehingga mendongkrak jangkauan dan kecepatan.
2. Demonstrasi Sub-sistem NGSRI Telah Rampung
Sebelumnya, Raytheon melaporkan 10 demonstrasi sub-sistem penting NGSRI Rudal Hanud, mencakup seeker, motor roket, sistem peluncur komand (command launch assembly), dan hulu ledak.
Sistem pelacakan, kendali aerodinamika, skrip fuzing, dan aspek keselamatan juga diuji dalam fase ini.
3. Keunggulan Performa: Kecepatan dan Jangkauan

NGSRI Rudal Hanud ditargetkan mencapai kecepatan lebih dari Mach 3, melampaui kemampuan Stinger (sekitar Mach 2,17).
Sementara jangkauan intersepsi yang diincar mencapai kurang lebih 9 kilometer — dua kali lipat dari jangkauan Stinger (~4–5 km)
4. Kompatibilitas dan Fleksibilitas
Salah satu keunggulan utama NGSRI Rudal Hanud adalah bentuknya yang tidak jauh berbeda dari Stinger, sehingga bisa digunakan pada peluncur yang sudah ada: bahu, tripod, maupun kendaraan (M-SHORAD).
Desain modular dan arsitektur terbuka menjadi prioritas agar pengembangan dan produksi bisa cepat dan efisien.
5. Timeline & Anggaran Program
Menurut dokumen program, demonstrasi operasional NGSRI Rudal Hanud direncanakan pada Tahun Anggaran 2026, keputusan produksi di 2027, dan produksi awal volume rendah di 2028.
Untuk tahun 2025, anggaran pengembangan ditetapkan sekitar US$ 373,7 juta di bawah pengawasan Program Executive Office Missiles & Space.
Adapun, periode kompetisi prototipe NGSRI melibatkan dua kontraktor: Raytheon dan Lockheed Martin, yang sejak Maret 2023 bekerja bersaing untuk evaluasi akhir.
Tantangan dan Harapan di Balik NGSRI Rudal Hanud
Tantangan Teknis
Menghadirkan kecepatan tinggi, jangkauan jauh, dan daya hancur signifikan dalam ukuran kecil adalah tantangan utama.
Sistem pemrosesan sinyal, imunitas terhadap gangguan (jamming), serta akurasi pelacakan target cepat—termasuk drone—harus tetap unggul.
Pada tahap integrasi, kompatibilitas antar sub-sistem dari berbagai vendor juga dapat menimbulkan hambatan teknis dan keselarasan.
Harapan Strategis
Dengan NGSRI Rudal Hanud, AS berharap memiliki sistem pertahanan udara lapis pendek yang responsif terhadap ancaman udara modern dalam konteks peperangan berskala besar.
Sistem ini akan memperkuat kemampuan pertahanan udara taktis (tactical air defense) dalam formasi bergerak, meningkatkan perlindungan terhadap helikopter, pesawat ringan, drone, dan rudal jelajah.
Jika berhasil, NGSRI Rudal Hanud dapat menarik minat mitra sekutu dan menjadi model bagi generasi penerus sistem pertahanan udara portabel.
NGSRI Rudal Hanud adalah wujud ambisi Amerika Serikat dalam mendesain penerus Stinger yang mampu menjawab tantangan ancaman udara modern.
Dengan keberhasilan pengujian awal pada mesin HLG dan demonstrasi sub-sistem, program ini sedang memasuki fase kritis.
Kecepatan, jangkauan, dan kompatibilitas peluncur menjadi poin kunci yang akan menentukan keberhasilan.
Jika timeline berjalan sesuai rencana, pengujian penerbangan penuh akan berlangsung akhir 2025, yang akan membuka jalan bagi produksi massal dalam dekade mendatang.
Kita akan terus memantau perkembangan berikutnya, terutama hasil uji penerbangan lanjutan, penilaian Angkatan Darat AS, dan keputusan akhir antara Raytheon atau Lockheed Martin sebagai pemenang kontrak.