5 Dampak Positif Larangan HP di Sekolah Australia Dua Tahun Belakangan

Larangan HP di Sekolah Australia: Apa yang Berubah Setelah Dua Tahun?

Larangan HP di Sekolah Australia kini sudah berjalan selama dua tahun, dan banyak pihak mulai mengevaluasi efeknya terhadap proses belajar, hubungan sosial siswa, dan dinamika kelas. Kebijakan Larangan HP di Sekolah Australia diberlakukan di sebagian besar negara bagian sebagai upaya mengurangi gangguan, konflik daring, dan meningkatkan konsentrasi siswa.

larangan hp di sekolah australia

Sejarah Singkat dan Penerapan Larangan HP di Sekolah Australia

Larangan HP di Sekolah Australiatidak terjadi secara mendadak. Victoria adalah pelopor, dengan kebijakan melarang penggunaan ponsel secara aktif di sekolah publik pada tahun 2020.
Pada akhir 2023, negara bagian seperti New South Wales, Tasmania, dan South Australia menyusul, sedangkan Queensland mulai menerapkannya pada awal 2024.
Aturan umumnya mengharuskan siswa untuk menyimpan ponsel dalam tas atau loker selama jam sekolah, dan jika ditemukan digunakan akan disita hingga akhir hari.

5 Dampak Positif Larangan HP di Sekolah Australia Setelah Dua Tahun

Setelah dua tahun berlalu, sejumlah hasil positif mulai terlihat di lanskap pendidikan Australia berkat Larangan HP di Sekolah Australia:

1. Penurunan Insiden Terkait HP dan Media Sosial

Data dari Departemen Pendidikan South Australia menunjukkan penurunan hingga 72% insiden terkait ponsel dibandingkan periode sebelum larangan diterapkan.
Insiden terkait media sosial, seperti cyberbullying atau penyebaran konten eksplisit, juga turun sekitar 80,5% selama periode yang sama.

2. Perbaikan Perilaku dan Konsentrasi Kelas

Sebuah survei di New South Wales menunjukkan bahwa 81% kepala sekolah menyatakan bahwa pembelajaran siswa membaik, sementara 87% mengatakan siswa menjadi lebih sedikit terdistraksi di kelas.


Di South Australia, 70% guru melaporkan peningkatan fokus dan keterlibatan siswa dalam proses belajar.

3. Atmosfer Sosial di Luar Kelas Membaik

Beberapa kepala sekolah melaporkan bahwa istirahat dan waktu luang siswa kini lebih aktif: siswa lebih banyak bermain, berinteraksi tatap muka, dan melakukan aktivitas fisik.
Larangan HP di Sekolah Australia ini juga dianggap mempersempit kesempatan siswa untuk menghindar dari interaksi langsung melalui HP di sela kelas.

4. Kesejahteraan dan Keterikatan Siswa ke Sekolah

Survei Wellbeing & Engagement di South Australia menunjukkan bahwa pada 2025, 61% siswa merasa sangat terhubung dengan sekolah — naik dari 59% pada 2022.
Data menunjukkan bahwa kemauan siswa untuk mengekspresikan identitas, berinteraksi positif, dan berpartisipasi di sekolah berkontribusi terhadap tumbuhnya rasa memiliki terhadap lingkungan sekolah.

5. Menurunnya Konflik Perangkat Digital dan Gangguan

Para pengamat dan praktisi pendidikan menyebut bahwa konflik terkait ponsel—misalnya pertengkaran akibat pemberitahuan, penyalahgunaan media sosial, atau gangguan kelas—menjadi lebih jarang.
Beberapa guru menyebut bahwa bahkan keberadaan ponsel yang tidak digunakan pun bisa menjadi sumber gangguan psikologis atau “godaan perempuan” dalam konteks kelas.

Kritik dan Tantangan pada Larangan HP di Sekolah Australia

Meski banyak laporan positif, tak sedikit pula kritik yang muncul terhadap kebijakan Larangan HP di Sekolah Australia ini:

  • Kurangnya bukti kausal yang kuat
    Profesor Neil Selwyn menyoroti bahwa banyak temuan yang masih berbasis persepsi atau respon dari kepala sekolah, bukan observasi langsung di kelas.
    Sebuah penelitian internasional dari Inggris menemukan bahwa larangan smartphone di sekolah tidak secara signifikan mempengaruhi kesejahteraan mental, prestasi akademik, atau perilaku.
  • Fungsi edukatif ponsel tidak dimanfaatkan
    Kepala sekolah di Melbourne menyatakan bahwa ponsel juga dapat menjadi alat bantu belajar: menyimpan materi, melakukan riset cepat, atau merekam video pembelajaran. Kehilangan akses tersebut harus digantikan dengan perangkat sekolah.
  • Adaptasi dan pengecualian
    Beberapa sekolah memberikan pengecualian untuk kondisi medis, kebutuhan belajar khusus, atau aplikasi penerjemahan.
    Di sisi siswa, sebagian mengeluhkan stres atau kecemasan saat tidak bisa mengakses ponsel karena perasaan kehilangan akses terhadap dunia digital mereka.

Pandangan Siswa: Antara Penerimaan dan Penolakan

Beberapa siswa mempertanyakan apabila kebijakan Larangan HP di Sekolah Australia ini terlalu drastis:

  • Ruqayah, alumni sekolah di Sydney Barat, menyebut larangan Larangan HP di Sekolah Australia tersebut sebagai “reaksi berlebihan.” Menurutnya, banyak siswa tetap menyembunyikan penggunaan ponsel di waktu tidak diawasi.
  • Namun, di sisi lain, Amy (kelas 11 di sekolah negeri Sydney) mengungkap bahwa Larangan HP di Sekolah Australia ini membatasi praktik menyontek dan membuat lingkungan sekolah terasa lebih aman dari ketidaknyamanan penyebaran media tak pantas.
  • Sementara itu, Aisha (siswa sekolah Islam swasta) menyatakan bahwa dengan HP tidak mudah diakses, ia bisa mempertahankan konsentrasi lebih lama dan hasil belajarnya meningkat sedikit demi sedikit.

Penelitian ilmiah baru juga mulai mengkaji perspektif siswa terhadap Larangan HP di Sekolah Australia, termasuk hambatan, manfaat psikososial, dan tantangan pelaksanaannya.

Apa Langkah ke Depan?

Beberapa rekomendasi dan hal yang perlu diperhatikan agar Larangan HP di Sekolah Australia tidak stagnan:

  1. Penelitian jangka panjang dan observasional di kelas
    Harus ada studi yang mengamati langsung interaksi guru-siswa, dinamika kelas, dan hasil akademik dalam jangka 3–5 tahun.
  2. Pendekatan holistik: digital citizenship & literasi media
    Larangan HP di Sekolah Australia ini sebaiknya dipadukan dengan pendidikan penggunaan media digital yang sehat agar siswa tak hanya “dilarang” tapi juga dibekali kemampuan mengelola diri.
  3. Meninjau kebijakan pengecualian dan adaptasi
    Pengecualian untuk siswa berkebutuhan khusus, penggunaan mendesak, atau kebutuhan pembelajaran harus diperjelas dan dipantau agar tidak disalahgunakan.
  4. Kolaborasi antara sekolah dan orang tua
    Karena sebagian besar aktivitas digital siswa berlangsung di luar sekolah, regulasi di rumah (durasi penggunaan, pola kontrol orang tua) juga penting.
  5. Peninjauan kebijakan seiring perkembangan teknologi
    Perangkat wearable (seperti smartwatch) dan aplikasi komunikasi terus berubah — kebijakan larangan harus fleksibel menyesuaikan tren teknologi baru.

Larangan HP di Sekolah Australia telah menunjukkan sejumlah hasil positif dalam dua tahun pelaksanaannya: penurunan insiden terkait ponsel, peningkatan konsentrasi kelas, perbaikan suasana sosial, dan kesejahteraan siswa. Namun, proses ini tidak sempurna dan menghadapi tantangan berupa kurangnya bukti empiris jangka panjang serta kritik dari siswa dan akademisi.

Larangan HP di Sekolah Australia mungkin bukan solusi tunggal, tetapi bila dikombinasikan dengan pendidikan literasi digital, peran orang tua, dan evaluasi berkelanjutan, kebijakan ini bisa menjadi langkah progresif menuju lingkungan sekolah yang lebih kondusif.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *