2 Kapal Riset China di Scarborough Shoal Uji Capaian Teknologi Laut Exclusive di 2025

Kapal Riset China di Scarborough Shoal Kembali Beroperasi di Tengah Ketegangan

Kapal Riset China di Scarborough Shoal kembali menjadi sorotan saat dua kapal riset Tiongkok mulai beroperasi di sekitar kawasan sengketa Scarborough Shoal sejak pertengahan Agustus 2025. Langkah ini terjadi hanya beberapa hari setelah insiden tabrakan antara kapal penjaga pantai dan kapal perusak Cina pada 11 Agustus.

Kapal Riset China di Scarborough Shoal: Xiang Yang Hong 10 memimpin operasi

kapal riset china
Xiang Yang Hong 10

Kapal riset Xiang Yang Hong 10, yang bernaung di bawah Kementerian Sumber Daya Alam Tiongkok, terlihat tiba di perairan Scarborough Shoal sejak 15 Agustus 2025 menurut data satelit dari Automatic Identification System (AIS). Kapal ini dikenal sering melakukan survei ilmiah laut dalam dan kini kembali menggelar aktivitas di zona sengketa.

Kapal Riset China di Scarborough Shoal: Riset Tanpa Awak ‘Zhu Hai Yun’ bergabung

Kapal Tanpa Awak: Zhu Hai Yun

Tidak lama setelah itu, kapal riset tanpa awak—USV (Unmanned Surface Vehicle) bernama Zhu Hai Yun tiba pada 18 Agustus 2025, dan mulai beroperasi bersama Xiang Yang Hong 10 di selatan beting tersebut. Kapal ini memiliki kemampuan teknologi tinggi, yakni dapat meluncurkan lebih dari 50 unit drone laut, udara, maupun bawah laut dari dek induknya. Dengan tonase 2.000 ton dan dek luas, kapal ini mampu beroperasi mandiri dalam kondisi laut terbuka.

Kapal Riset China di Scarborough Shoal: Ketegangan Terselubung meningkat

Sementara Kapal Riset China di Scarborough Shoal beroperasi, kapal penjaga pantai Filipina, BRP Cape San Agustin, juga melakukan patroli di sisi timur beting pada akhir pekan sebelumnya dan kembali lagi pada hari Senin. Jelas terlihat bahwa kehadiran kapal-kapal riset ini turut menambah lapisan baru ketegangan di wilayah yang telah lama diperebutkan.

Kenapa Kapal Riset China di Scarborough Shoal penting di tengah situasi ini?

Menurut pengamatan analis, kehadiran Kapal Riset China di Scarborough Shoal—terutama yang membawa teknologi drone canggih—mungkin bukan sekadar aktivitas ilmiah biasa. Langkah ini dianggap sebagai sinyal Beijing dalam meningkatkan pengawasan maritim di area kontroversial tersebut.

Apalagi insiden tabrakan pada 11 Agustus 2025 antara kapal China Coast Guard 3104 yang rusak dan kapal perusak Type 052D Guilin terjadi saat pengejaran terhadap kapal PCG BRP Suluan, menimbulkan risiko ketegangan yang semakin serius. Beberapa pakar keamanan maritim memperingatkan bahwa pengumpulan data oseanografi di perairan dangkal ini bisa menjadi bahan strategis untuk keperluan navigasi militer di masa depan.

Kapal Riset China di Scarborough Shoal: Tanggapan Philippines dan dunia internasional

Pemerintah Filipina menegaskan komitmen untuk tetap tenang namun tegas menjaga kedaulatan mereka di laut. Dalam konferensi pers terbaru, otoritas maritim menyampaikan: “Kami tidak akan diintimidasi. Kami akan terus hadir dan menjaga kedaulatan wilayah.”

Negara-negara sekutu seperti Amerika Serikat dan Jepang turut menyatakan keprihatinan. Washington mengingatkan bahwa “aktivitas penelitian” semacam ini dapat memiliki tujuan ganda. Tokyo pun menyerukan pentingnya menjaga kebebasan navigasi di Laut Cina Selatan. Analis regional menilai kehadiran Kapal Riset China di Scarborough Shoal merupakan bagian dari strategi jangka panjang Beijing untuk memetakan jalur laut sekaligus memperkuat klaim teritorial.

Detail Teknis Kapal

  • Xiang Yang Hong 10:

    • Kapal riset kelautan dengan panjang dan bobot signifikan.

    • Sering melakukan survei hidro-oceanografi, meskipun kadang menimbulkan kecurigaan bahwa data yang dikumpulkan juga bisa dipakai untuk penggunaan militer.

  • Zhu Hai Yun (USV):

    • Kapal tanpa awak canggih yang dirancang sebagai ‘kapal induk drone’.

    • Menyediakan pandangan luas melalui puluhan drone dan alat rekayasa canggih lainnya.

Kehadiran kedua Kapal Riset China di Scarborough Shoal sejak 15 dan 18 Agustus 2025 merupakan perkembangan penting pasca tabrakan 11 Agustus. Operasi Xiang Yang Hong 10 dan Zhu Hai Yun—apalagi yang satu adalah USV high-tech—menunjukkan eskalasi pengawasan Beijing dengan pendekatan non-militer tapi tetap strategis. Filipina tetap tenang dan memastikan respons mereka tetap berimbang meskipun tekanan geopolitik memuncak.

Kapal Riset China di Scarborough Shoal kini bukan lagi sekadar misi ilmiah; kapal-kapal ini menjadi simbol diplomasi maritim dan ambisi pengawasan Beijing di tengah sengketa. Konflik maritim yang kompleks seperti ini terus berkembang, dan kehadiran kedua kapal ini menjadi salah satu elemen kunci yang harus dicermati dalam dinamika regional Laut Cina Selatan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *