7 Fakta Exclusive House of Indonesiana Kolaborasi Budaya Indo-Korea

House of Indonesiana: Kekuatan Kolaborasi Budaya & Kreatif

House of Indonesiana menjadi sorotan utama dalam diplomasi budaya antara Indonesia dan Korea Selatan. Program ini dirancang untuk memperkuat talenta kreatif Indonesia sekaligus mengokohkan posisi budaya nasional di panggung global.

Pada penggelaran HOI Week 2025 yang berlangsung di Jakarta, ratusan peserta dilibatkan dalam pelatihan dan produksi konten digital seperti animasi dan film dokumenter—sebagai wujud nyata kolaborasi lintas budaya.

Berikut adalah 7 fakta menarik tentang House of Indonesiana yang menjadikannya lebih dari sekadar program budaya biasa:

Asal-usul dan Mitra Kolaborasi

House of Indonesiana

House of Indonesiana lahir dari kerja sama antara Kementerian Kebudayaan Republik Indonesia dan Kementerian Kebudayaan, Olahraga, dan Pariwisata Korea Selatan, dengan dukungan dari KOCCA (Korea Creative Content Agency) dan beberapa lembaga lainnya.
Kolaborasi ini bukan sekadar simbolik, melainkan juga berbentuk transfer pengetahuan teknis dan pengalaman industri konten digital.

Penekanan Diplomasi Budaya & Ekonomi Kreatif

Salah satu tujuan utama House of Indonesiana adalah menjadikan budaya sebagai alat diplomasi dan pendorong ekonomi kreatif.
Wakil Menteri Kebudayaan Giring Ganesha menyebut bahwa program ini sebagai ruang bagi generasi muda untuk bersaing dalam industri global sambil membawa akar budaya bangsa.

Sementara itu, wakil Duta Besar Korea menyatakan dukungannya agar industri kreatif Indonesia bisa tumbuh melalui kolaborasi ini.

Lokasi Pelatihan & Ekspansi Program

HOI Week 2025 dilaksanakan di Jakarta, tepatnya di Main Atrium Korea 360, Lotte Mall.
Selain Jakarta, Makassar juga menjadi pusat pelatihan animasi dan dokumenter lokal.

Program ini akan diperluas ke kota-kota seperti Jambi, Cirebon, Badung (Bali), dan Sikka (NTT) mulai 2026 untuk menjangkau bakat kreatif di tingkat daerah.

Capaian Awal: Animasi & Dokumenter

Hingga Oktober 2025, peserta di Jakarta mencapai 480 orang yang telah menghasilkan 8 episode animasi melalui pelatihan intensif.
Di Makassar, ada 45 peserta yang membuat 1 film dokumenter bertemakan budaya lokal.

Metode Pelatihan & Produksi

Dalam program House of Indonesiana, metode pembelajaran tidak hanya teori, tapi langsung praktik produksi nyata. Para peserta dibagi dalam level Basic, Intermediate, dan Advanced, dan dikelola sedemikian rupa seperti produksi profesional.

Dipadira Studios dipercaya memimpin produksi IP animasi “Banyu” bersama peserta tingkat lanjut.

Instruktur juga menekankan pentingnya berpikir kreatif, bukan sekadar operasional software — yakni “kenapa dan bagaimana” dalam bercerita.

Nilai Budaya Lokal & Standar Global

Salah satu tantangan dan tujuan House of Indonesiana adalah menjaga keseimbangan antara nilai budaya lokal dan kualitas standar global.
Peserta diajak meracik cerita yang mengakar secara budaya namun dibungkus secara teknis agar bisa diterima pasar global.

Gisella Ivone, Project Manager, menyebut pentingnya identitas budaya yang tak terlepas dari kualitas produksi modern.

Harapan & Tantangan ke Depan

Kegiatan House of Indonesiana diharapkan bukan berhenti sebagai ajang sesaat, tetapi menjadi platform berkelanjutan untuk diplomasi budaya dan pengembangan karya lokal.

Menurut Lee Gi Haun dari KOCCA, keberlanjutan HOI menjadi fondasi untuk memperkuat kemandirian industri konten di daerah.

Tantangan utama adalah menjangkau daerah-daerah terpencil dan membangun fasilitas pelatihan yang memadai agar talenta lokal tidak tertinggal.

Dampak Potensial & Catatan Penting

  • Diplomasi budaya: Program ini memperkuat jalinan hubungan antara Indonesia dan Korea melalui pertukaran pengetahuan kreatif dan budaya.
  • Pengembangan ekosistem lokal: Dengan pusat pelatihan di berbagai daerah, HOI dapat menciptakan ekosistem kreatif di luar ibukota.
  • Peluang ekonomi: Karya-karya IP hasil HOI bisa menjadi produk ekonomi kreatif yang dieksploitasi secara komersial.
  • Kesinambungan & pengelolaan: Agar tidak sekadar proyek sesaat, HOI perlu strategi jangka panjang dalam pembiayaan dan organisasi.
  • Inkulturasi budaya: Tantangan menjaga akar budaya di tengah standar teknis global.

House of Indonesiana tampil bukan hanya sebagai acara budaya, tetapi sebagai gagasan strategis kolaborasi, pelatihan, dan diplomasi kreatif antara Indonesia dan Korea.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *