Bendera One Piece jadi simbol unjuk rasa: dari Indonesia ke Nepal dan Prancis

Bendera One Piece kini bukan sekadar ikon dari serial manga/anime. Dalam beberapa bulan terakhir, simbol tersebut semakin sering muncul sebagai alat ekspresi politik dalam demonstrasi di Indonesia, Nepal, dan Prancis. Simbol ini dipakai oleh para demonstran muda sebagai representasi rasa frustrasi terhadap ketidakadilan dan kegagalan sistem pemerintahan.

Dari ibu kota Jakarta hingga Kathmandu dan Paris, Bendera One Piece tampak berkibar di tengah kerumunan massa, bersama spanduk tuntutan dan yel-yel kritis. Fenomena ini menarik perhatian media internasional karena menggabungkan unsur budaya pop dengan tuntutan politik.

1. Dari mana latar belakang pakai bendera One Piece?
Serial One Piece karya Eiichiro Oda menyuguhkan kisah petualangan Luffy dan kru bajak laut topi jerami. Di alam ceritanya, mereka berjuang melawan penindasan, kekuasaan korup, dan ketidakadilan. Nilai-nilai tersebut memantik resonansi emosional bagi generasi muda yang merasa tersingkir dari panggung pengambilan kebijakan.
Seiring meluasnya penggunaan Bendera One Piece dalam aksi protes, simbol ini berubah menjadi “bahasa politik generasi Z” — cara bagi mereka menyampaikan kritik tanpa memakai retorika tradisional. Di Indonesia, kemunculannya mulai memuncak pada Agustus 2025 saat pengemudi truk menolak aturan ODOL (over dimension, overload).
2. Fakta penting: 5 poin seputar pemakaian bendera ini
1. Sebagai alat solidaritas lintas negara
Ketika aksi masif terjadi di Indonesia, pelbagai media parlekat menyoroti munculnya Bendera One Piece. Langkah ini kemudian ditiru di Nepal—terutama ketika demonstran melancarkan protes terhadap kebijakan pemblokiran media sosial dan persoalan korupsi.
Demonstrasi di Prancis pun kemudian ikut diperkuat oleh simbol ini saat gerakan “Bloquons Tout” memprotes pemotongan anggaran publik.
2. Simbol perlawanan generasi muda
Menurut para sosiolog dan pengamat budaya, penggunaan simbol budaya populer seperti Bendera One Piece adalah cara baru warga muda menyampaikan protes mereka. Di Indonesia, misalnya, kemarahan muncul ketika publik mengetahui bahwa gaji dan tunjangan anggota DPR bisa mencapai ratusan juta sementara banyak rakyat hidup dengan kesulitan.
3. Eskalasi demonstrasi di Nepal
Di Nepal, aksi warga meledak setelah pemerintah memblokir 26 aplikasi media sosial, termasuk Facebook dan YouTube. Akibatnya, ribuan anak muda turun ke jalan di Kathmandu dan mengibarkan Bendera One Piece sebagai bentuk kritik terhadap penyensoran dan korupsi.
Dalam bentrokan yang terjadi, sedikitnya 19 hingga 22 orang tewas. Kemudian Perdana Menteri Nepal mengundurkan diri setelah protes meluas.
4. Gelombang kritis di Prancis
Gerakan “Bloquons Tout” atau “blokir semuanya” di Prancis mulai ramai pada Mei 2025 setelah pemerintah menerapkan pemangkasan anggaran besar-besaran. Protes kemudian meluas ke banyak kota: Paris, Marseille, Lyon, Rennes, dan lainnya.

Sebanyak 200 ribu orang ikut dalam aksi, dan 540 orang ditangkap. Macron pun diguncang hingga terjadi pergantian perdana menteri.
Beberapa demonstran memakai topi jerami dan mengibarkan bendera One Piece sebagai simbol keberanian dan perlawanan terhadap kebijakan yang dianggap timpang.
5. Terus berkembang sebagai simbol global
Menurut catatan Wikipedia bahasa Inggris, Straw Hat Pirates’ Jolly Roger — lambang kru Luffy — belakangan muncul dalam demonstrasi di luar Asia, seperti di Peru dan negara lainnya, sebagai ekspresi kemarahan kaum muda atas kebijakan politik.
Palestina, London, hingga negara-negara di Eropa juga mulai memunculkan simbol ini dalam aksi protes mereka.
Bagaimana pemerintah merespon?
Indonesia: respon keras dan kontroversi
Pemerintah Indonesia merespon kemunculan bendera One Piece dengan kecaman. Beberapa pejabat menudingnya sebagai simbol makar atau provokasi terhadap persatuan nasional.
Beberapa provinsi bahkan menyita bendera tersebut dari massa demo. Namun, di sisi lain, sejumlah pejabat menyatakan bahwa ini adalah ekspresi kreativitas.
Nepal & Prancis: tekanan politik meningkat

Di Nepal, tekanan dari massa berhasil membuat Perdana Menteri mengundurkan diri. Demonstrasi terus berlanjut meskipun media sosial telah kembali dibuka.
Di Prancis, situasinya kian memanas ketika parlemen mengeluarkan mosi tidak percaya dan pergantian perdana menteri dilakukan. Aksi tetap berlanjut meskipun sudah ada reaksi politik besar.

Mengapa simbol budaya pop dipilih sebagai senjata ekspresi?
Identitas generasi muda
Generasi muda masa kini tumbuh bersentuhan dengan media global: anime, manga, film, meme, dan seni daring. Ketika institusi politik terasa jauh dan sulit dijangkau, mereka memilih simbol dari dunia populer untuk menyampaikan kritik. Itu sebabnya bendera One Piece muncul sebagai “bahasa bersama” yang mudah dipahami dan mengena.
Simbol baru dan fleksibel
Berbeda dari simbol-simbol politik lama yang dipandang sudah usang atau terkontrol, penggunaan bendera One Piece bersifat cair dan subversif. Ia tidak terkait langsung dengan partai politik atau ideologi tertentu, sehingga relatif sulit untuk dilarang atau dicap sebagai alat politik “kuno.”
Potensi jebakan tren kosong
Namun, seperti yang diingatkan oleh pengamat sosial, simbol semacam ini bisa kehilangan makna jika hanya menjadi tren sementara. Tanpa arah perjuangan yang konkret — misalnya lewat advokasi kebijakan, organisasi akar rumput, atau aliansi massa — Bendera One Piece bisa sekadar estetika protes tanpa dampak nyata.
Fenomena Bendera One Piece yang muncul di berbagai aksi demonstrasi di Indonesia, Nepal, dan Prancis merupakan pertanda bahwa generasi muda kini mencari cara baru dalam menyampaikan kritik politik. Simbol ini mewakili kemarahan terhadap ketidakadilan, kesenjangan, dan lemahnya respons pemerintahan.
Meski mengundang kontroversi dari berbagai sisi — termasuk tuduhan provokasi dan ancaman larangan — kehadiran bendera One Piece menunjukkan bahwa ekspresi politik kini semakin dipengaruhi oleh budaya populer. Yang menarik adalah apakah simbol ini dapat diteruskan ke dalam aksi nyata yang lebih sistematis dan berkelanjutan — ataukah hanya akan meredup sebagai tren sesaat.