Pada 3 September 2025, di Lapangan Tiananmen, Beijing, digelar parade militer besar untuk memperingati 80 tahun hari kemenangan atas Jepang di Perang Dunia II. Menariknya, Putin dan Kim Jong-un di Parade Militer China hadir bersama Presiden Xi Jinping untuk menunjukkan simbol solidaritas geopolitik — langkah yang dianggap sebagai tantangan terhadap dominasi Barat.
7 Fakta Menarik di Balik Kehadiran Mereka

1. Pertama Kali Bermuka di Panggung Bersama
Kali pertama bagi Putin dan Kim Jong-un tampil secara publik bersama Xi dalam parade militer China. Kehadiran ini menyiratkan aliansi strategis yang makin diperkuat.
2. Parade “Victory Day” edisi 2025 merupakan yang terbesar setelah 2015
China menyajikan parade yang sangat megah—dengan puluhan ribu pasukan dan peralatan canggih seperti jet tempur, rudal hipersonik, serta sistem pertahanan—menjadi parade terbesar sejak 2015.
3. Sekitar 26 Pemimpin Dunia Hadir… Tapi Hampir Tanpa Barat
Tak ada pemimpin Barat yang hadir kecuali PM Slovakia Robert Fico dan Presiden Serbia Aleksandar Vučić; ini semakin menegaskan dimensi geopolitik acara.
4. “Axis of Upheaval” di Tengah Ketegangan Global
Media Barat menyebut formasi ini sebagai “Axis of Upheaval”—komunitas negara-negara yang mencoba mendefinisikan ulang tatanan global di luar dominasi AS dan Uni Eropa.
5. Langkah Diplomasi Strategis di Waktu yang Tepat
Acara ini digelar bersamaan dengan KTT Shanghai Cooperation Organisation (SCO) di Tianjin, memadukan simbol politik (parade) dengan diplomasi tingkat tinggi. Putin dan Xi melakukan pembicaraan bilateral serta menghadiri parade, membuat sorotan tertuju pada sinergi mereka.
6. Momentum Reinalisasi Hubungan China–Korut
Bagaimanapun, bagi Kim Jong-un, kehadiran ini adalah sinyal penguatan hubungan. Ia terakhir berkunjung ke China pada Januari 2019. Kehadiran di parade ini memperkuat aliansi tradisional Beijing–Pyongyang.
7. Tekad Bersama untuk Global South
Hong Lei, Wakil Menteri Luar Negeri China, menyatakan bahwa parade ini memperlihatkan solidaritas antara China, Rusia, dan negara-negara berkembang dalam mempromosikan multipolaritas dan inklusivitas ekonomi.
Makna Geopolitik di Balik Panggung Militer
“Putin dan Kim Jong-un di Parade Militer China” bukan sekadar tontonan militer, tetapi juga bentuk diplomasi visual berbahaya terhadap Barat. Parade ini memperlihatkan:
- Hubungan strategis China–Rusia yang kuat, meski Rusia dilabeli “paria” internasional karena invasi Ukraina.
- Rekaitan militer dan simbolis antara China dan Korea Utara, yang mereda selama beberapa tahun terakhir.
- Platform diplomasi alternatif melalui SCO, mempertemukan negara-negara Asia, Asia Tengah, Timur Tengah, dan Global South secara kolektif.
Dengan kehadiran “Putin dan Kim Jong-un di Parade Militer China,” parade militer 3 September 2025 menjadi lebih dari sekadar peringatan historis. Ia menjelma menjadi panggung geopolitik—menunjukkan persatuan antara negara-negara yang merasa tersisih oleh sistem global saat ini. Parade ini memberikan pesan kuat: China, Rusia, dan Korea Utara memilih jalur berdikari dan kolaboratif dalam menghadapi tekanan Barat.