Kapal Induk Fujian resmi masuk layanan: Loncatan Besar Militer China

Kapal Induk Fujian resmi dimasukkan ke layanan operasional Angkatan Laut China, menandai tonggak penting dalam transformasi militer yang digagas oleh Presiden Xi Jinping.
Pada 5 November 2025 di pelabuhan Sanya, Provinsi Hainan, kapal ini dikukuhkan dalam upacara resmi yang dihadiri Xi dan sejumlah pejabat tinggi militer China.
1. Kapal induk Fujian – spesifikasi dan keunggulan teknis
Kapal induk Fujian ini, bernama Fujian (CV-18), adalah kapal induk ketiga milik China dan yang pertama dirancang serta dibangun secara mandiri oleh China.
Beberapa keunggulan teknisnya Kapal Induk Fujian:
- Menggunakan sistem katapel elektromagnetik (EMALS) yang memungkinkan peluncuran pesawat dengan bobot lebih besar dan fleksibilitas lebih tinggi dibanding sistem ramp (ski-jump) yang digunakan kapal induk China sebelumnya.
- Kapal dengan bobot sekitar 80.000 ton atau lebih, menjadikannya kapal induk terbesar yang dioperasikan China hingga saat ini.
- Meskipun demikian, kapal masih menggunakan daya konvensional — bukan nuklir — sehingga jangkauannya dan endurance-nya belum menyamai kapal induk nuklir AS.
2. Mengapa peluncuran kapal induk Fujian penting bagi China?
Peluncuran kapal induk Fujian bukan sekadar penambahan armada; melainkan bagian dari strategi besar China untuk menjadi kekuatan laut “biru” (blue-water navy) yang mampu beroperasi jauh dari pantai sendiri.
- Ini selaras dengan visi Xi Jinping untuk menjadikan militer China “kelas dunia” pada tahun 2035 dan setelahnya.
- Dengan kapal ini, China dapat memperluas penetrasi kekuatan ke kawasan Indo-Pasifik, termasuk ruang perairan yang selama ini didominasi oleh Amerika Serikat.
- Penggunaan EMALS memungkinkan China menampung dan mengoperasikan pesawat-pesawat berat seperti pesawat early-warning dan stealth fighter secara lebih baik, yang pada gilirannya memperkuat kekuatan udara-laut China.
3. Tantangan dan batasan yang masih dihadapi
Walau membawa banyak loncatan teknis, kapal induk Fujian juga masih menghadapi sejumlah tantangan nyata:
- Walau dirancang untuk operasi besar, pengalaman China dalam manuver kapal induk masih terbatas dibanding Amerika Serikat.
- Daya jelajah terbatas karena pembangkitnya konvensional, bukan nuklir — artinya ia perlu lebih sering refuelling jika beroperasi jauh dari pantai China.
- Integrasi sistem kapal induk, armada pendukung, pesawat-carrier, logistik dan pelatihan kru memerlukan waktu — kapal ini baru saja dimasukkan, jadi belum bisa dikatakan “kompleks pertarungan siap”.
4. Dampak terhadap kawasan Indo-Pasifik dan respons internasional
Peluncuran Kapal Induk Fujian ini memicu reaksi dari negara-negara tetangga dan pengamat internasional:
- Bagi Taiwan dan kawasan sekitar seperti Jepang, Korea serta Asia Tenggara, kapal induk seperti Fujian menambah elemen ketidakpastian dalam dinamika keamanan laut.
- Bagi Amerika Serikat, yang memiliki 11 kapal induk aktif, langkah China ini dipandang sebagai upaya mempersempit gap kekuatan maritim dan berdampak pada keseimbangan strategis di kawasan.
- China sendiri menegaskan bahwa kapal ini akan meningkatkan “pertahanan inheren” dan kemampuan militer lautnya — sekaligus menjadi sinyal untuk lawan dan sekutu bahwa China mampu memperluas jangkar strateginya.
5. Apa selanjutnya untuk Kapal Induk Fujian dan program Kapal Induk China?
Melihat peluncuran dan tantangan yang ada, beberapa hal yang akan menjadi fokus ke depan:
- Pemantauan seberapa cepat kapal induk Fujian akan mencapai status “kompleks siap pakai” atau full operational capability. Beberapa analis menyebut ini bisa memakan minimal satu hingga beberapa tahun.
- Bagaimana China akan mengintegrasikan Kapal Induk Fujian ini ke dalam armada armada pendukung (destroyer, fregat, logistik, pesawat), serta latihan-latihan laut jauh dan skenario tempur realistis.
- Apakah China akan melanjutkan ke kapal induk generasi berikutnya — misalnya dengan propulsi nuklir — untuk menandingi kebangkitan maritim Amerika Serikat dalam jangka panjang.
Peluncuran Kapal Induk Fujian menandai transformasi strategis militer laut China. Meskipun belum sepenuhnya menyamai kekuatan angkatan laut Amerika Serikat, langkah ini jelas merupakan lompatan besar dalam kemampuan maritim China — baik dari sisi teknologi, proyeksi kekuatan, maupun diplomasi militer. Ke depan, bagaimana kapal ini akan dioperasikan dan bagaimana negara-lain merespons akan menentukan dinamika kekuatan laut di Indo-Pasifik.
