5 Fakta Tentang Penolakan Pangkalan Militer AS di Ekuador

Pangkalan militer AS di Ekuador menjadi sorotan publik setelah Presiden Daniel Noboa secara resmi menarik usulan untuk mendirikan fasilitas di Kepulauan Galapagos. Keputusan ini datang setelah kritik keras dari para aktivis lingkungan dan masyarakat lokal. Berikut lima fakta utama yang menjelaskan latar belakang dan implikasi dari keputusan tersebut:
1. Noboa Menolak Lokasi di Baltra – Prioritas Beralih
Presiden Noboa menegaskan bahwa Baltra, salah satu pulau di Galapagos, sudah tidak menjadi opsi pendirian pangkalan militer AS di Ekuador. Pernyataan ini disampaikan dalam wawancara media, di mana ia menyebutkan bahwa fokus kini beralih ke kota pesisir Manta atau Salinas di daratan utama Ekuador.
Alasannya: prioritas lebih tinggi ditempatkan pada upaya pemberantasan perdagangan senjata, bahan bakar ilegal, dan narkoba.
2. Referendum Konstitusional Menentukan Nasib Pangkalan Asing
Keputusan untuk membuka kemungkinan pangkalan asing akan dimatikan atau dilegalkan lewat referendum nasional pada tanggal 16 November 2025.
Referendum ini bertujuan mengubah Pasal 5 Konstitusi 2008, yang sejak awal melarang kehadiran pangkalan militer asing di wilayah Ekuador.
Perubahan ini sejalan dengan dorongan Noboa untuk memperkuat kerja sama internasional dalam memerangi kejahatan lintas negara, terutama jaringan narkotrafik.
3. Perubahan Konstitusi Disetujui Majelis Nasional
Pada 3 Juni 2025, Majelis Nasional Ekuador menyetujui amandemen konstitusional yang membuka jalan bagi pendirian pangkalan asing, termasuk pangkalan militer.
Musyawarah ini mendapat dukungan 82 legislator, meski 60 anggota menolak dan enam lainnya abstain.
Menurut pemerintah, reformasi ini akan menguatkan keamanan nasional melalui kerja sama strategis, pertukaran intelijen, serta transfer teknologi militer.
4. Penolakan dari Kelompok Lokal dan Partai Indigenous
Tidak semua pihak menyambut ide pendirian pangkalan militer AS di Ekuador. Partai Pachakutik, yang mewakili gerakan pribumi, secara terbuka menolak rencana tersebut.
Mereka menilai bahwa langkah ini merongrong kedaulatan nasional dan lebih menguntungkan kepentingan geopolitik negara asing, terutama AS.
Kritikus lainnya juga menyatakan bahwa kehadiran pangkalan militer AS di Ekuador tidak serta-merta menjamin keberhasilan dalam memerangi kartel narkoba, sebagaimana pengalaman negara lain.
5. Kekhawatiran Lingkungan di Galapagos
Galapagos adalah kawasan unik dengan ekosistem laut dan darat yang sangat rentan. Usulan pangkalan militer di Baltra mendapat kecaman keras dari aktivis lingkungan karena potensi kerusakan flora dan fauna.
Noboa sendiri pernah menyebut bahwa tujuan fasilitas asing bukan semata militer — bisa juga untuk “kontrol perikanan ilegal” dan pengawasan ekosistem alami.
Namun, pihak oposisi menyatakan bahwa risiko terhadap keanekaragaman hayati Galapagos terlalu besar untuk diabaikan.
Implikasi Keputusan dan Dampak Masa Depan
Keputusan Noboa menolak pangkalan militer AS di Ekuador mencerminkan kompromi antara kepentingan keamanan nasional dan keberlanjutan lingkungan. Meski demikian, prospek pangkalan di Manta atau Salinas masih menimbulkan pertanyaan strategis dan politis:
- Jika referendum menyetujui amandemen konstitusi, Ekuador bisa membuka pintu bagi pangkalan asing di daratan pantai — yang bisa memperkuat kerjasama intelijen dan operasi anti-narkoba.
- Namun, resistensi dari partai-partai dan kelompok masyarakat menunjukkan bahwa dukungan publik belum sepenuhnya bulat.
- Dari sisi lingkungan, penghindaran Galapagos adalah langkah penting untuk menjaga ekosistem yang sangat sensitif.
Bagi Ekuador, momen ini menjadi persimpangan penting: apakah akan memilih integrasi internasional demi keamanan atau terus mempertahankan larangan demi menjaga kedaulatan dan warisan alam? Hasil referendum 16 November nantinya akan menjadi cerminan pilihan kolektif bangsa.
