10 Negara Paling Berpendidikan di Dunia 2025: Data OECD Ungkap Kejutan Besar
Negara paling berpendidikan sejauh ini memperlihatkan tren menarik menurut laporan Education at a Glance 2025 dari OECD. Dalam laporan tersebut, lebih dari 45 negara dibandingkan berdasarkan tingkat pendidikan penduduk dewasa usia kerja (25–64 tahun). Data tahun 2024 menunjukkan bahwa beberapa negara memiliki persentase penduduk dengan gelar sarjana atau universitas yang sangat tinggi, sementara negara lain — termasuk Indonesia — tertinggal jauh.

Fokus Negara Paling Berpendidikan Tinggi: Siapa yang Memimpin?

Berdasarkan laporan OECD, Kanada menempati posisi teratas sebagai negara paling berpendidikan, dengan sekitar 64,7% penduduk dewasa memiliki gelar sarjana atau universitas.
Di posisi kedua adalah Irlandia, di mana 57,5% populasi dewasa terdepan menyelesaikan pendidikan tinggi.

Negara-negara lain dalam daftar 10 besar ini tidak kalah mengesankan:
| Peringkat | Negara | Persentase dengan Gelar Tersier |
|---|---|---|
| 1 | Kanada | ~ 64,7% |
| 2 | Irlandia | ~ 57,5% |
| 3 | Korea Selatan | ~ 56,2% |
| 4 | Luksemburg | ~ 54,4% |
| 5 | Inggris (UK) | ~ 53,8% |
| 6 | Australia | ~ 53,1% |
| 7 | Swedia | ~ 51,8% |
| 8 | Amerika Serikat | ~ 50,7% |
| 9 | Israel | ~ 50,5% |
| 10 | Norwegia | ~ 50,4% |
Tantangan Meski Prestasi Tinggi
Walaupun mencapai tingkat pendidikan tinggi, laporan OECD mencatat bahwa tingkat kelulusan di pendidikan tinggi (universitas) masih menjadi masalah. Hanya sekitar 43% siswa baru di program sarjana lulus tepat waktu, dan angka ini meningkat menjadi 59% setelah satu tahun tambahan, serta 70% setelah tiga tahun tambahan.
Selain itu, latar belakang keluarga masih sangat berpengaruh: dari laporan OECD, hanya 26% anak muda dari keluarga yang orang tuanya berpendidikan rendah yang menyelesaikan pendidikan tinggi, dibandingkan dengan 70% dari keluarga dengan orang tua berpendidikan tinggi.
Pendidikan dan Penghasilan
OECD menekankan bahwa pendidikan tinggi berkontribusi signifikan pada pendapatan individu. Di banyak negara anggota OECD, mereka yang memiliki pendidikan tersier bisa mendapatkan pendapatan dua kali lipat dibanding individu yang tidak lulus SMA.
Namun, rendahnya completion rate di universitas menjadi tantangan besar, karena banyak mahasiswa yang tidak menyelesaikan studi tepat waktu (atau bahkan drop-out), yang bisa mengurangi manfaat jangka panjang dari investasi pendidikan.
Di Mana Posisi Indonesia?
Dalam analisis Visual Capitalist berdasarkan data OECD, Indonesia tidak termasuk dalam 10 negara paling berpendidikan, bahkan tidak masuk ke dalam 20 besar alias berada di posisi hampir terbawah.
Menurut data yang sama, hanya 13,1% penduduk Indonesia dewasa yang memiliki gelar sarjana atau universitas.
Dibandingkan dengan negara lain, ini adalah angka yang sangat rendah. Bahkan negara dengan persentase tersier terendah dalam data OECD adalah Afrika Selatan, dengan hanya sekitar 9% penduduk yang menamatkan pendidikan universitas.
Harapan dan Rekomendasi Kebijakan
Berdasarkan temuan OECD, beberapa rekomendasi penting muncul untuk meningkatkan akses dan penyelesaian pendidikan tinggi:
- Meningkatkan dukungan pendanaan dan beasiswa bagi pelajar dari latar belakang keluarga kurang mampu, karena beban finansial sering menjadi hambatan utama.
- Meningkatkan persiapan akademik dan bimbingan karir di jenjang menengah, supaya siswa lebih siap menghadapi dunia universitas dan tidak salah jurusan.
- Desain program perguruan tinggi yang jelas, dengan kurikulum terstruktur, jalur kursus yang terarah, dan dukungan mahasiswa agar dapat menyelesaikan studi tepat waktu.
- Pengakuan keterampilan non-formal, misalnya memberikan sertifikat keterampilan kepada mereka yang tidak menyelesaikan studi, agar tetap bisa menunjukkan kompetensi ke pasar kerja.
Data dari OECD Education at a Glance 2025 memperlihatkan gambaran jelas tentang negara paling berpendidikan di dunia saat ini. Kanada, Irlandia, dan Korea Selatan menjadi pemimpin dalam persentase penduduk dewasa yang lulus pendidikan tinggi. Sementara itu, Indonesia jauh tertinggal dengan hanya sekitar 13,1% warganya yang memiliki gelar sarjana.
Meskipun banyak negara maju mencatat kemajuan, tantangan seperti penyelesaian pendidikan tinggi dan ketimpangan akses tetap nyata. Untuk negara seperti Indonesia, hasil ini bisa menjadi panggilan agar memperkuat sistem pendidikan tinggi, memperluas beasiswa, dan menciptakan jalur alternatif pendidikan yang inklusif.
Dengan langkah-langkah yang tepat, bukan tak mungkin Indonesia bisa memperbaiki posisi dalam daftar negara paling berpendidikan di masa depan — meningkatkan modal manusia dan daya saing globalnya.
