Penangkapan Louvre Heist Meningkat: Lima Tersangka Tambahan Ditahan
Penangkapan Louvre heist kembali mendapatkan momentum. Jaksa Paris, Laure Beccuau, mengumumkan bahwa lima tersangka baru ditahan pada Rabu malam dalam operasi besar-besaran di Paris dan pinggiran utara kota. Salah satu dari mereka diidentifikasi melalui jejak DNA, menunjukkan kemajuan signifikan dalam penyelidikan pencurian perhiasan bersejarah senilai sekitar US$ 102 juta dari Museum Louvre.

Dengan penangkapan louvre heist ini, total tersangka yang ditahan naik menjadi tujuh orang dalam Louvre Heist yang terjadi pada tanggal 19 Oktober 2025 kemarin. Beccuau mengatakan bahwa operasi tersebut merupakan hasil kerja keras sekitar 100 penyidik yang bekerja hampir nonstop, dengan ratusan sampel forensik diperiksa dan puluhan barang disegel sebagai bukti.
DNA Jadi Kunci Penangkapan Louvre Heist
Salah satu dari lima tersangka baru adalah pria yang dihubungkan dengan jejak DNA yang ditemukan di lokasi kejadian dan di salah satu skuter yang digunakan dalam pelarian. “Kami mengincarnya secara khusus,” ujar Beccuau dalam wawancaranya dengan RTL radio.

Namun, meski penangkapan louvre heist ini bertambah, perhiasan-perhiasan yang dicuri belum ditemukan. Beccuau juga menyatakan bahwa tersangka lainnya mungkin bisa memberi informasi penting tentang bagaimana aksi pencurian itu direncanakan dan dilaksanakan.
Kronologi Aksi Pencurian di Louvre
Pencurian dramatis itu terjadi pada 19 Oktober 2025, ketika empat orang penyusup menyamar sebagai pekerja konstruksi menyusup ke Galerie d’Apollon di Louvre. Mereka menggunakan lift dari truk, alat pemotong cakram untuk membuka kaca etalase, mencuri delapan perhiasan mahkota, dan melarikan diri dalam waktu kurang dari delapan menit.
Setelah peristiwa itu, dua tersangka awal – pria berusia 34 dan 39 tahun – ditangkap pekan sebelumnya. Salah satu dari mereka ditangkap di Bandara Charles de Gaulle saat akan meninggalkan Prancis, dan DNA-nya cocok dengan jejak yang ditemukan di skuter pelarian. Beccuau menyatakan bahwa tidak ada bukti keterlibatan staf museum dalam aksi tersebut.
Kritik Terhadap Sistem Keamanan Museum
Insiden besar ini juga menyoroti kelemahan nyata dalam sistem keamanan Louvre. Pejabat tinggi kepolisian Paris mengungkapkan bahwa sebagian kamera di museum masih teknologi analog, dan beberapa titik penting bahkan tidak tercakup kamera pengawas.
Dalam sidang di Senat Prancis, Pengawas Warisan dan pejabat keamanan menyerukan revisi cepat atas kebijakan pengamanan museum-museum nasional agar lebih tangguh menghadapi modus kejahatan modern.
Ajakan Publik dan Risiko Peredaran Gelap
Beccuau kembali melontarkan seruan terbuka kepada siapapun yang menyimpan perhiasan curian agar menyerahkannya. Dia memperingatkan bahwa barang-barang tersebut kini “sulit untuk dijual” karena identitas historisnya.
Sementara itu, para ahli keamanan menyebut risiko besar bahwa perhiasan ini bisa diubah bentuk (misalnya dilebur atau dipotong) agar sulit dilacak. Jika itu terjadi, jejak sejarah perhiasan berharga itu bisa hilang selamanya.
Baca Juga: Louvre Heist: 8 Fakta Exclusive Penangkapan Tersangka Pencurian Permata Kerajaan Perancis
Tantangan Penyelidikan: Jejak Organisasi Kriminal
Jaksa dan pihak berwenang menduga bahwa pencurian Louvre Heist ini bukan sekadar aksi spontan, melainkan melibatkan jaringan kriminal terorganisir. Sementara DNA dan analisis forensik membuka jalan, penyidik belum mengungkap semua struktur di balik komando “commando” yang merencanakan perampokan ini.
Kasus penangkapan Louvre heist menunjukkan perkembangan nyata dalam penyelidikan — dengan tambahan lima tersangka dan identifikasi lewat DNA. Tapi, perjuangan sebenarnya belum selesai. Perhiasan senilai puluhan juta dolar itu belum kembali ke museum, dan potensi risiko peredaran gelap tetap sangat tinggi. Pemerintah Prancis kini berada di persimpangan: menyelamatkan warisan budaya sekaligus memperbaiki sistem keamanan agar tragedi serupa tak terulang.
https://youtu.be/BOsd9QLrt9o?si=63H4APQv0W8N0jl4
