Brian Schmidt: 5 Pesan Inspiratif Fokus Ilmiah & Investasi Manusia Exclusive

Brian Schmidt Tegaskan “Investasi Manusia” Jadi Kunci Ekonomi Berbasis Sains

Brian Schmidt membuka pidatonya dalam Konvensi Sains, Teknologi, dan Industri Indonesia (KSTI 2025) di Sabuga ITB, Bandung, Jumat, 8 Agustus 2025, dengan kalimat penuh makna: “Science does not care where you were born”—menggarisbawahi bahwa Brian Schmidt percaya sepenuhnya bahwa investasi pada manusia dan ide-lah yang membawa hasil ilmiah luar biasa.

Brian Schmidt
Prof Brian Schmidt.

1. Latar Belakang Sang Pemenang Nobel

Brian Schmidt, astrofisikawan pemenang Nobel Fisika 2011, dikenal lewat penelitiannya yang menunjukkan percepatan alam semesta dan keberadaan energi gelap. Ia tumbuh di pegunungan terpencil Alaska, di mana sang ayah bekerja sebagai ahli biologi. Ia mengaku, dirinya “bukan ditakdirkan jadi peraih Nobel”—menyemangati bahwa siapa pun bisa bersinar dari mana saja.

Melalui kisah masa kecilnya, Brian Schmidt menyampaikan pesan penuh inspirasi: sistem riset yang inklusif dan berbasis ide memiliki potensi besar melampaui batas tatanan sosial ataupun geografis.

2. Nilai Ekonomi dari Riset Dasar

Dalam pidato utamanya, Brian Schmidt menggarisbawahi bahwa inovasi besar sering lahir dari penelitian murni—contohnya teknologi Wi‑Fi, GPS, hingga CMOS kamera smartphone. Ia menjelaskan bahwa:

  • Wi‑Fi punya akar dari riset lubang hitam
  • GPS berdasar teori relativitas Einstein
  • Sensor Kamera merupakan teknologi luar angkasa awalnya
  • Internet & Layar Sentuh lahir dari kebutuhan ilmuwan di CERN

Ia menekankan bahwa ekonomi berbasis ilmu pengetahuan membutuhkan budaya riset, kebebasan berpikir, dan sistem yang mendukung implementasinya secara luas.

3. Strategi Transformasi Riset ke Ekonomi

Berikut empat strategi kunci yang disarankan Brian Schmidt untuk Indonesia:

  • 1. Ekosistem Riset Tanpa Hambatan
    Dorong kolaborasi kampus, lembaga riset, dan industri—idealnya berdekatan secara fisik agar ide bisa langsung diuji dan diaplikasikan.
  • 2. Revisi Kebijakan Hak Kekayaan Intelektual (HKI)
    Kebijakan HKI yang terlalu ketat bisa menghambat inovasi. Contohnya, Universitas Stanford sukses melalui ekosistem, bukan royalti pembatas.
  • 3. Komitmen Investasi Jangka Panjang
    Singapura menjadi teladan: meningkatkan PDB tanpa sumber daya alam, tetapi konsisten investasi riset dan teknologi selama beberapa dekade.
  • 4. Berdayakan Peneliti
    Berikan waktu, fasilitas, dan kebebasan kepada peneliti—karena ini adalah investasi paling menguntungkan.

4. Pesan Global Lewat Kisah Universum

Brian Schmidt membingkai pidatonya dengan metafora “Seven Sisters” (Tujuh Bersaudara)—citra yang dikenal universal, dari Yunani, India, hingga Thailand—untuk menunjukkan bahwasanya pengetahuan adalah bahasa bersama manusia. Ilmu ini bukan fakta kering, tetapi proses yang terus berkembang melalui prediksi dan pengamatan.

5. Relevansi untuk Indonesia: Arah Ekonomi Nasional

Pidato Brian Schmidt datang di momen penting KSTI 2025, yang mengusung tema “Pertumbuhan dan Pemerataan Ekonomi melalui Penguasaan Sains dan Teknologi”. Indonesia turut menyusun peta jalan riset di delapan sektor prioritas: pangan, energi, pertahanan, digital (AI & semikonduktor), hilirisasi, maritim, kesehatan, material canggih.

Brian Schmidt dan Peran Konvensi Sains untuk Masa Depan Indonesia

Brian Schmidt menyuarakan urgensi transformasi ekonomi melalui penguatan riset dan teknologi saat tampil di KSTI 2025, inisiatif berdampak yang digagas langsung oleh Presiden Prabowo Subianto. Acara ini merupakan konvensi sains pertama di Indonesia yang berhasil mengumpulkan lebih dari 2.000 ilmuwan dari berbagai disiplin dan 350 rektor perguruan tinggi, serta tokoh internasional seperti Konstantin Novoselov dan Schmidt sendiri.

Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi, Brian Yuliarto, menegaskan bahwa momentum ini menjadi forum strategis untuk merancang Peta Jalan Riset, Inovasi, dan Teknologi Nasional. Selain memamerkan lebih dari 400 produk riset siap industri, KSTI 2025 juga mempertemukan riset dan bisnis untuk menciptakan industri berbasis IPTEK.

Dalam pidatonya, Brian Schmidt menyampaikan pesan inspiratif: “Excellence first, scale second”—mengajarkan bahwa pencapaian berkualitas harus menjadi prioritas sebelum diperluas secara skala nasional. Ia juga menyoroti pentingnya pendekatan riset sebagai investasi jangka panjang yang memerlukan konsistensi lintas dekade, bukan sekadar pencapaian sesaat.

KSTI 2025 berupaya memperkuat kolaborasi riset–industri–pemerintah agar ilmu pengetahuan tidak berhenti di laboratorium, tetapi mampu menghasilkan produk-produk nyata dan solusi berkualitas. Ini selaras dengan pesan Brian Schmidt bahwa investasi terbesar terletak pada manusia dan gagasan mereka, serta bahwa ide besar bisa lahir dari tempat paling sederhana sekalipun

Acara ini dihadiri lebih dari 1.000 peneliti, 350 rektor, serta tokoh internasional seperti Konstantin Novoselov dan Chennupati Jagadish, selain Brian Schmidt. Presiden Prabowo Subianto juga hadir membuka acara.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *