5 Langkah Exclusive Cegah Bullying di Sekolah Singapura: Strategi MOE Terbaru

Bullying di Sekolah Singapura: Strategi MOE Memperkuat Pencegahan dan Penanganan

Bullying di sekolah Singapura menjadi perhatian serius Kementerian Pendidikan (MOE), yang telah menerapkan pendekatan komprehensif untuk mencegah dan menanggulangi tindakan perundungan, baik offline maupun di ranah siber. Pemerintah menegaskan bahwa semua bentuk perilaku menyakitkan (“hurtful behaviours”), termasuk perundungan berulang, adalah tidak dapat diterima.

Bullying di Sekolah Singapura

Berikut ini lima langkah utama yang diambil oleh MOE Singapura dalam mengatasi bullying di sekolah Singapura:

1. Pendidikan Karakter dan Kewarganegaraan (CCE) sebagai Fondasi

MOE menanamkan nilai-nilai empati, rasa hormat, dan kepedulian melalui kurikulum Character and Citizenship Education (CCE). Di kelas ini, siswa diajarkan untuk berinteraksi dengan baik, menyelesaikan konflik, dan berdiri melawan Bullying di Sekolah Singapura.

Karena pendidikan nilai sangat penting, kurikulum CCE telah direvisi untuk menekankan kebaikan, baik secara daring maupun luring.

2. Penguatan Keamanan dan Literasi Digital lewat Cyber Wellness

MOE juga menyertakan pembelajaran Cyber Wellness dalam kurikulum CCE, di mana siswa belajar menjadi pengguna teknologi yang bertanggung jawab. Materi mencakup identitas digital, hubungan daring, etika online, dan cara melawan cyberbullying.

Sekolah juga menyediakan pengaturan keamanan digital, filtering konten, dan panduan pelaporan insiden siber.

3. Sistem Peer Support: Keterlibatan Teman Sebaya

Salah satu strategi preventif untuk cegah Bullying di Sekolah Singapura adalah membentuk struktur dukungan sebaya di sekolah. Setiap sekolah Singapura memiliki peer support leader yang dilatih untuk mengenali perundungan, menyuarakan hal-hal yang salah, dan mendorong teman yang menjadi korban untuk melapor.

Cara untuk cegah Bullying di Sekolah Singapura ini membantu menciptakan budaya sekolah yang saling menjaga dan tidak mentoleransi bullying.

4. Penanganan Kasus Bullying: Investigasi, Konseling, Restorasi

Ketika laporan bullying di sekolah Singapura masuk, petugas sekolah yang sudah dilatih akan melakukan investigasi secara menyeluruh.

Tindakan korektif bersifat berjenjang (tiered): mulai dari refleksi, detensi, skorsing, hingga — dalam kasus ekstrem — caning untuk siswa laki-laki, dan bahkan pelaporan ke polisi bila diperlukan.

Yang penting, MOE mengedepankan pendekatan restoratif: siswa pelaku diajak untuk belajar dari kesalahan, memperbaiki hubungan, dan tumbuh dari pengalaman tersebut.

5. Pelatihan Guru dan Kerja Sama dengan Orang Tua & Komunitas

  • Pelatihan guru: Semua guru, baik yang baru maupun yang berpengalaman, mendapat pelatihan membangun budaya kelas positif, mengenali siswa yang berisiko, dan menangani perilaku menyakitkan.
  • Pelibatan orang tua: Sekolah bekerja erat dengan keluarga untuk mendukung siswa — baik korban maupun pelaku — melalui dialog, rencana keamanan, dan sumber daya pendidikan.
  • Kolaborasi komunitas: MOE juga membuka forum konsultasi publik untuk menerima masukan dari orang tua, profesional, dan institusi lain guna memperbaiki kebijakan anti-bullying.

Tantangan & Inovasi: Apa yang Sedang Ditingkatkan

MOE sedang melakukan tinjauan komprehensif terhadap kebijakan anti-bullying, yang diperkirakan selesai pada awal 2026.
Beberapa poin yang sedang diperkuat antara lain:

  • Mengakses lebih banyak saluran pelaporan siswa
  • Memperkuat framework disiplin dengan sentuhan rehabilitatif dan restoratif
  • Meningkatkan kapasitas guru senior untuk menangani kasus bullying kompleks — baik offline maupun daring
  • Melibatkan komunitas dan orang tua lebih dalam melalui program edukatif dan dialog

Pesan dari Pemerintah dan Masyarakat

Pemerintah Singapura, melalui MOE, menegaskan bahwa perundungan tidak memiliki tempat di sekolah.
Dalam pidatonya, Menteri Pendidikan menekankan bahwa selain hukuman, rehabilitasi dan pemulihan hubungan menjadi kunci: “Kami ingin turn the bully around, bukan hanya menghukum dan mengusir.”

Sementara itu, masyarakat diminta tidak menyebarkan video insiden Bullying di Sekolah Singapura secara tidak bertanggung jawab. Sebab, hal itu bisa melukai korban, memperparah stigma pelaku, dan menghambat upaya pemulihan.

Singapura telah menyiapkan strategi multi-lapis untuk mencegah dan menangani bullying di sekolah Singapura — mulai dari pendidikan nilai sejak dini, literasi digital, dukungan teman sebaya, prosedur disiplin yang adil, hingga kerja sama erat dengan orang tua dan komunitas.

Meski insiden Bullying di Sekolah Singapura masih terjadi, MOE terus berupaya memperkuat kebijakan lewat tinjauan menyeluruh dan partisipasi publik. Dengan pendekatan restoratif dan rehabilitatif, targetnya bukan hanya menghukum pelaku, tetapi juga membantu mereka belajar dan berubah.

#enak4d #bullying #bullysekolahsingapore #turnthebullyaround #kebijakanantibullying

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *