Rata‑rata IQ tinggi dunia: Rekor Individu & Ranking Negara
Kim Young‑hoon, Pemegang Rekor IQ Tertinggi Dunia
Rata‑rata IQ tinggi dunia dimulai dengan sorotan pada Kim Young‑hoon dari Korea Selatan yang diklaim memiliki skor IQ 276. Ia mendapatkan pengakuan dari World Memory Championships dan World Mind Sports Council pada Juli 2024. Namun, klaim ini menuai kontroversi: banyak ahli psikometri menyebut skor tersebut tidak realistis karena melebihi batas pengukuran standar (biased, di luar standar deviasi normal SD15) dan diragukan integritas proses validasinya.
Kim aktif di media sosial dan pernah menulis pernyataan viral di X pada 17 Juni 2025 bahwa ia percaya kepada Yesus Kristus sebagai Tuhan, dengan pernyataan: “As the world’s highest IQ record holder, I believe that Jesus Christ is God…” yang mendapat jutaan tampilan dalam hitungan hari.

Peringkat Rata‑rata IQ Tinggi Dunia per Negara
Data terbaru per Agustus 2025 menunjukkan rata‑rata IQ tinggi dunia bervariasi menurut negara. Berdasarkan platform pengujian IQ terbesar di 2025, berikut daftar 10 negara dengan IQ rata‑rata tertinggi:
- Singapura: 106.61
- China: 105.61
- Korea Selatan: 105.26
- Korea Utara: 104.40
- Jepang: 103.63
- Belanda: 101.36
- Estonia: 101.12
- Liechtenstein: 101.00
- Kanada: 100.99
- Finlandia: 100.73
Sementara itu, sumber lain (International‑IQ‑Test atau WorldPopulationReview) mencatat ranking serupa: China 107.19, Korea Selatan 106.43, Jepang 106.40, Iran 106.30, Singapura 105.14, dan seterusnya.
Mengapa rata‑rata IQ tinggi dunia berkonsentrasi di Asia Timur?
Beberapa faktor menjelaskan konsentrasi tinggi rata‑rata IQ di Asia Timur:
- Pendidikan berkualitas tinggi dan tekanan akademik: Negara seperti Singapura, China, Korea, dan Jepang memiliki sistem pendidikan yang sangat kompetitif dan berbasis sains dan matematika.
- Gizi dan layanan kesehatan anak: Nutrisi optimal pada masa pertumbuhan terbukti mendukung perkembangan kognitif.
- Kebiasaan lingkungan yang merangsang intelektual: Aktivitas seperti catur, bilingualisme, dan stimulasi budaya seperti musik dan teknologi dapat meningkatkan skor IQ.
- Efek Flynn: Tren global selama dekade terakhir menunjukkan peningkatan skor IQ rata‑rata sekitar 2–3 poin tiap dekade, seiring perbaikan pendidikan dan lingkungan sosial.
Di Mana Posisi Indonesia?
Indonesia berada di peringkat sekitar 98–99 dari lebih 126 negara dengan skor rata‑rata IQ sekitar 93.2. Ini jauh di bawah rata‑rata global (100), dan di bawah banyak negara Asia, Eropa, dan Amerika Utara.
Tabel Singkat: 10 Teratas & Posisi Indonesia
Peringkat | Negara | Rata‑rata IQ |
---|---|---|
1 | Singapura | ~106.6 |
2 | China | ~105.6–107.2 |
3 | Korea Selatan | ~105.3–106.4 |
4 | Jepang | ~103.6–106.4 |
5 | Iran / Korea Utara | ~104.3–106.3 |
… | … | … |
~98 | Indonesia | ~93.2 |
Kritik Metodologi & Catatan Penting
- Banyak ahli menyebut data IQ nasional masih kontroversial dan metodologinya sering dipertanyakan, termasuk dataset Lynn & Vanhanen yang ditolak oleh European Human Behaviour and Evolution Association sejak 2020.
- Rata‑rata IQ tidak mencerminkan kecerdasan emosional, kreativitas, atau nilai sosial lain yang penting dalam menilai kualitas manusia dan masyarakat.
- Data platform IQ biasanya diambil dari sampel sukarela dan pengguna daring, sehingga tidak menggambarkan populasi nasional secara representatif.
Kesimpulan: Apakah Rata‑rata IQ Tinggi Dunia Menentukan “Negara Pintar”?
Rata‑rata IQ tinggi dunia memang dominan di Asia Timur—dipimpin oleh Singapura, China, Korea Selatan, dan Jepang—dan individu seperti Kim Young‑hoon menjadi sorotan global. Namun data ini harus dibaca kritis: IQ tinggi tidak menjamin inovasi budaya atau kemajuan manusia secara menyeluruh. Nilai-nilai seperti kreativitas, pendidikan universal, dan kesejahteraan sosial tetap menjadi faktor utama dalam membangun bangsa maju.
Pelajaran bagi Indonesia
Untuk meningkatkan rata‑rata IQ tinggi dunia suatu negara, perlu strategi yang meliputi:
- Pelatihan guru dan investasi sistem pendidikan berbasis STEM.
- Program nutrisi dan kesehatan anak sejak dini.
- Pendorong budaya berpikir kritis dan inovatif sejak usia sekolah.
- Dukungan terhadap bilingualisme dan aktivitas intelektual non-akademik.